Anak Pertamaku

Minggu, 08 Juni 2008

the hidden truth

bayangkan kita memberi uang untuk membiayai dan memfasilitasi musuh2 kita agar mereka dapat membunuhi, memusnahkan, dan menyesatkan kita namun saudara sesama kita yg memprotes dan berjuang dan melawan mereka, ditangkapi, dihujat, dicaci, dicibir, dijauhi, dikucilkan, dipojokkan, dimusuhi. lebih parahnya kita membela mati2an sampai pasang badan dan melindungi musuh2 kita. menjadikan musuh2 kita sebagai pempimpin dan pengatur kehidupan kita. sesudah itu lantas kita tersenyum lebar mengatakan semua yg kita lakukan atas nama demokrasi, ham, anti-teroris, membela yg minoritas, semuanya sama dimata hukum. kondisi seperti apa ini? org seperti apa kita? gilanya lagi kita cengengesan minta diadu domba dengan sesama dan dijadikan sapi perahan mereka.

kenapa ini semua terjadi? kita telah mengabaikan ilmu yang paling hakiki, malah men-cap ilmu itu kampungan, kuno dan sudah tidak zamannya lagi. padahal telah dijanjikan ilmu itu tak kan lekang oleh waktu. buktinya sudah 14 abad, ilmu itu masih ada dan berkembang. tapi kita menilai, menghukumi, memandang bukan berlandaskan ilmu tersebut, maka seperti yang telah dijanjikanNya pula, lihatlah kekacauan yang terjadi di muka bumi. namun kita berkelit bahwa itu semua bukan karena ilmu yang mereka pakai tapi karena orang yang punya ilmu itu. intinya itu semua kembali ke manusianya. saya punya logika sederhana. misalkan anda merakit dan menciptakan robot. sudah pasti anda mengetahui seluk beluk, detil dan karakteristik keseluruhan robot tersebut. namun pada perjalanan hidup robot tersebut. robot itu membuat hukumnya sendiri, membuat aturan sendiri. contohnya robot itu bahan bakarnya gas tapi ia ganti dengan tanah. sudah pasti kerusakanlah yang akan terjadi. nah seperti itu pula-lah kondisi kita saat ini.

bukankah telah datang kepada mu, pemberi peringatan.
..dan telah jelas dan nyata mana yang haq dan mana yang batil.

Tidak ada komentar: