Anak Pertamaku

Selasa, 27 Mei 2008

salah tafsir

.banyak aku melihat orang kecewa dan gagal di jalan, pasar, kampus, wc umum, kantor sampai angkot, bagaimana mereka menunjukkan kepadaku seolah hidup mereka terampas dari diri mereka

.kekecewaan dan kebahagiaan ibarat pisau bermata dua salah kita menggunakannya bisa terluka diri sendiri

.kekecewaan bagiku merupakan kasih sayangNya kepadaku, bagaiamana ia menghiburku dengan memandang apa yang ku lihat menjadi begitu indah menjadi bahagia namun begitu aku mencoba melangkah lebih jauh melebihi batas yang ditentukanNya maka Ia mengajariku akan arti kekecewaan.

.atau Ia menjadikan indah yang tampak di inderaku namun ketika ku ingin merengkuhnya Ia membuka mata hatiku, sesuatu yang kita pikir baik untuk kita belum tentu baik juga di mataNya

.aku selalu mendahulukan berpikir positif bagaimana kekecewaan bukanlah sebuah duka nestapa atau kegagalan sekalipun tapi merupakan cintaNya kepada hambaNya betapa Ia mencintainya dengan jalan menguji cinta hambaNya padaNya serta mendewasakan hambaNya dengan satu dan lain caraNya, sebab akankah Ia menyakiti perasaan hambaNya yang mencintaiNya, mungkinkah seorang kekasih melukai kekasihnya?

.aku juga bisa berpikir bahwa aku kurang kerja keras sehingga patut mendapat gelar gagal atau salah menafsirkan sesuatu sehingga mendapat kekecewaan dan aku juga bisa bersembunyi dibalik alasan kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda tapi aku lebih suka mengakui kekalahanku, kegagalanku dan kesalahanku

Doa-ku

bismillaahirrahmaanirrahiim

Jadikanlah hamba termasuk orang-orang yang tak merugi
dan membuat kerugian bagi orang lain.

ya Allah aku berlindung kepadaMu dari syaithan yang terkutuk, hawa nafsuku sendiri, kejahatanku sendiri dan kejahatan seluruhnya yang ku ketahui maupun tidak, yang segera maupun yang lambat. wafatkanlah hamba dalam keadaan husnul khatimah, ringankan saat sakratul maut dan pada hari hisab, lindungilah hamba dari siksa api neraka dan siksa kubur, dan masukkanlah hamba ke dalam golongan orang yang berserah diri.

ya Allah aku berlindung kepadaMu daripada penyakit hati :
riya, syirik, hasut, dengki, ujub, takabur, bakhil, khianat, serakah, malas, fitnah, dan sifat berlebih-lebihan,
dari doa yang tak didengar, ilmu yang tak bermanfaat, hati yang tak pernah puas, berpanjang angan-angan serta barang yang haram.

jauhilah orang-orang yang sesat daripadaku,
hijablah aku dengan mereka
jauhilah dariku dunia, dan dekatkanlah akhirat kepadaku
cukupkanlah dunia bagiku sebagai bekal
jauhilah para pembohong, pendusta, penipu dariku
sebagaimana Engkau jauhkan timur dan barat

wahai dZat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku dalam agamaMu, hindarilah hamba dari kepalsuan dunia dan para penghuninya, dari sifat cinta dunia dan takut mati. ajarkan serta jadikanlah hamba orang yang memandang dan menerima segala sesuatu apa adanya.

Senin, 26 Mei 2008

Untuk Setiap Cinta Terdapat Telat Lebih Baik daripada Tidak sama Sekali

Kenapa?
Apakah salah aku suka, memujamu?
Jawab donk!
Diam.

Memang ku akui salah.
Mengejar-ngejar mu.
Bertamu ke rumah mu
Meneleponmu.
Menyalamimu.
Diam.

Please, jawab donk.
Aku benar-benar tersihir.
Tak ada keraguan lagi.
Tak ada lagi duka.
Diam.

Jangan begitu.
Aku tahu kau pendiam.
Pemalu. Penyepi.
Namun menggelenglah.
Atau anggukkan kepala.
Diam.

Memang kau pernah kecewa.
Patah hati. Sakit. Dikhianati.
Tapi…. Atau setidaknya tersenyum.
Diam.

Aku tak akan menyerah.
Menunggu bahkan sampai
lulus nanti.
Sampai jamuran dan lumutan.
Aku tergila-gila padamu.
Diam.

Apa perlu ku rayu Tuhan?
Untuk merubah nasibku
dan nasibmu di Lauh Mahfuz.
Jika memang kau tak
percaya dengan katakataku.
Diam.

Aku tak peduli
Sampai kapan kau mau diam begitu.
Kau tercipta untukku.
Diam.

Dengar!
Aku tak merayu atau menggombal.
Serius. Jangan menunduk donk.
Diam.

Tak sudi cari yang lain.
Sekali kau tetap kau.
Mulutku banyak bicara.
Memang benar.
Aku tak bisa beubah.
Mungkin.
Diam.

Jujur saja aku tak sesuci
malaikat. Tak sealim yang
kau inginkan.
Tak sepintar yang kau
dambakan.
Diam.

Aku bukan tipe dewi
fortuna yang berkata :
"buat apa dikatakan kalau
sudah tahu jawabannya".
Sebab aku seorang yang
optimis-realistis. Seorang
romantis-religius.
Dan aku percaya dihatimu
ada cinta.
Diam.

Beda dunia.
Beda sejarah.
Beda kesukaan.
Tak masalah.
Pasti ada titik temu.
Diam.

Atau kau lebih percaya
Teman-temanmu daripada
aku? Cobalah objektif.
Tidak. Aku tak mencoba
mengguruimu.
Diam.

Sumpah disamber gledek.
Aku akan setia.
Tak ada orang lain.
Kau satu-satunya.
Diam.

Bergerak kek.
Jangan diam dan membisu.
Bukan aku yang menciptakan perasaan ini.
Kun fa ya kun.
Diam.

Ku mohon. Jangan menutup mata mu.
Bukalah. Lihat aku. Tatap aku.
Jika kau marah, katakan.
Aku tak kan tersinggung.
Diam.

Sudah 20 menit. Kau diam.
Aku tak bosan.
Kalau perlu ku lamar kau.
……………
Jangan bilang jika berjodoh kita akan bersatu.
Jodoh tak jodoh kita harus bersatu.
Diam.

Lupakan saja jika kau tergoda untuk berkata
lebih baik kita sobatan, temanan saja.
Atau lebih baik kita jadi kakak-adik saja.
Lupakan. Aku tak pernah percaya
kesepakatan tentang hal itu.
Diam.

Kalau begitu, tepatnya apa yang kau inginkan?
Aku tuk lupakanmu? Aku tuk cari yang lain?
Tak bisa. Tak mau.
Diam.

Terus terang aja, hal apa
yang bisa membuatmu
bergeming dari diammu.
Diam.

Aku tak pernah bisa mendefinisikan
perasaanku padamu.
Apalagi mencoba mempuitiskannya.
Aku ya apa adanya.
Diam.

Aku cinta kamu.
Aku menginginkanmu.
Kau hanya untuk ku.
Diam.

Mungkin ini semua kau
pikir sudah kelewatan.
Dan ini juga sebagai tanda
aku tak pernah menyerah.
Diam.

Aku tak akan lelah.
Bicara sendiri. Sampai berbusa.
Sampai nangis darah.
Tak akan pergi dari hadapanmu barang sesaat.
Sebagai bukti aku selalu ada disampingmu.
Menjagamu.
Diam.

Andaikan kau dikutuk bisu pun, aku tak kan
mundur. Seumur hidup bermonolog denganmu.
Tak mengapa asal kau mengangguk.
Diam.

Jika kau bersikeras tetap begitu, kekeh begini.
Begitu pula aku. Tak seorang pun boleh memilikimu.
Mendapatkan cintamu.
Diam.

Aku mati. Kau mati.
Kau mati. Aku mati.
Seiya sekata. Semati sehidup.
Diam.

Mengapa tak menjawab?
Kesal padaku? Benci?
Maafkan aku.
Kalau bisa aku ingin melebur dirimu dengan
diriku bagai logam yang dicampur.
Aku jadi bagian dari mu dan kau bagian dari ku.
Diam.

Aku sangat menyesal.
Beginilah aku melawan penyesalanku.
Agak kekanak-kanakan memang.
Apa pun ku lakukan agar kau tak diam membisu.
Diam.

25 menit, aku telat mengatakan perasaanku
padamu. Dan aku tak boleh menyentuhmu karena
bersimbah air mata. Dan semua orang ingin aku
merelakanmu pergi.
Diam.

Pergilah.
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.
Sekarang aku tak butuh cinta lagi.
Ku suruh cintaku pergi untuk menemani dirimu.
Diam.

Sekarang hidup lebih baik tanpa cinta.
Tak seorang pun yang pantas mendapat cinta ku selain
dirimu.

Dan sampaikan salamku pada-Nya.
Bahwa aku ingin menemanimu disana.

Diam.

Pendidikan yang Curang


/ Kompas Images
THOMDEAN
Senin, 26 Mei 2008 | 03:00 WIB

Nurhaji Ali Khosim

Siang itu, di sebuah sekolah dasar di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, sedang berlangsung ujian tengah semester untuk kelas VI. Seorang ibu guru dengan tekun mengawasi anak didiknya. Murid-murid terlihat serius mengerjakan soal ujian.

Sekilas tidak ada yang aneh di dalam kelas itu. Tetapi, ibu guru tadi tidak bisa ditipu oleh tingkah murid-muridnya. Bagaimana tidak, sedikit lengah, anak-anak SD itu dengan terang-terangan di hadapan gurunya berani mencontek hasil pekerjaan temannya atau menjiplak buku yang ada di dalam laci bangku tanpa merasa bersalah.

Ibu guru itu bingung, tidak tahu harus berbuat apa agar anak-anak itu jera dan tidak berbuat curang lagi. Tidak ada sedikit rasa takut pada anak-anak itu ketika berbuat curang.

Dia tidak mungkin memukul atau menggunakan kekerasan fisik untuk membuat jera karena tindakan tersebut jelas akan ”melanggar HAM”. Tidak mungkin pula dia mengeluarkan anak-anak tersebut dari ruang kelas karena hampir semua murid mencontek atau menjiplak.

Memberi nilai jelek juga bukan solusi cerdas karena dia akan berhadapan langsung dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan prestasi sekolah. Memberi peringatan dan ancaman malah menjadi bumerang bagi dia karena bisa dipastikan muridnya akan balik mengancam.

Ibu guru itu hanya berharap murid-muridnya segera lulus. Tidak lagi menjadi beban ataupun ancaman bagi dia maupun sekolah. Dia tidak lagi peduli, apakah siswa itu layak lulus atau tidak. Yang penting anak-anak didiknya akan lulus dengan nilai memuaskan, meskipun nilai tersebut didapat dengan cara curang.

Budaya menjiplak

Cerita di atas bukanlah ilustrasi atau rekayasa. Itu adalah kenyataan pahit yang terjadi pada dunia pendidikan kita. Berlaku curang dalam mengerjakan soal telah menjadi budaya pelaku pendidikan di Indonesia, dari anak-anak sekolah dasar sampai mereka yang kuliah pascasarjana.

Mencontek dan menjiplak bukan dominasi murid sekolah. Banyak ditemukan, skripsi dan tesis mahasiswa pascasarjana yang hanya copy-paste (proses mencetak ulang-menempel di komputer) dari karya orang lain. Bahkan juga guru-guru yang mengikuti seminar dan diklat bohong-bohongan hanya demi selembar sertifikat.

Pada tingkat sekolah dasar, berbagai trik dan cara dilakukan siswa untuk mencontek dengan cara sangat sempurna. Dari menyalin pelajaran di kertas-kertas kecil kemudian diselipkan di tempat tertentu hingga menulis materi pelajaran di meja. Mereka yang melek teknologi informasi dapat memanfaatkan telepon genggam sebagai sarana mencontek.

Mereka yang orangtuanya kelebihan uang dapat membeli bocoran soal dan kunci jawabannya sekaligus. Yang paling licik, mereka selalu mengawasi guru, yang seharusnya mengawasi murid-murid itu. Bekerja dengan usaha sendiri dan perilaku jujur sudah menjadi barang langka.

Mengapa siswa sekolah yang seharusnya telah mendapatkan pelajaran budi pekerti itu berlaku tidak jujur?

Sering dibohongi

Anak-anak berlaku curang karena sering dibohongi. Orangtua yang sering berkata bohong, membeli buku lembar kerja siswa yang isinya bohong belaka, terlalu sering melihat iklan televisi yang banyak bohongnya, hingga tayangan sinetron TV yang ceritanya juga melulu bohong.

Imbauan kepada anak didik agar selalu rajin belajar dan selalu berkata jujur akhirnya hanya menjadi omong kosong. Imbauan itu sama sekali tidak mempunyai makna jika anak didik tersebut tidak mendapatkan contoh nyata dari guru dan dari orangtua sendiri.

Anak-anak akan merespons dan akhirnya meniru perilaku orang dewasa. Perilaku anak-anak dipengaruhi oleh pengamatannya terhadap perilaku orang lain.

Tuntutan dari sekolah maupun dari orangtua untuk selalu mendapatkan nilai tinggi pada akhirnya memberi ruang gerak bagi siswa untuk melakukan perbuatan curang. Malas berpikir dan mencari jalan pintas adalah solusi.

Peran guru dan orangtua

Saatnya guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, orangtua, ataupun dinas pendidikan menjadi contoh perbuatan yang berdasar kejujuran. Guru tidak perlu membantu mengerjakan soal ujian hanya demi nilai tinggi.

Kepala sekolah juga tidak perlu menyogok karena hanya ingin menjadi pengawas sekolah. Begitu pula dengan dinas pendidikan, jangan memaksa kepala sekolah agar siswa sekolah binaannya lulus 100 persen.

Sistem pendidikan yang berorientasi pada nilai harus dilakukan. Perilaku jujur bagi siswa merupakan modal menuju pendidikan ke arah lebih baik. Anak-anak hanya butuh contoh yang baik dari guru dan orangtua. Tidak lebih dari itu.

NURHAJI ALI KHOSIM Guru SD, Mengajar di Klaten; khosimjo@gmail.com

Minggu, 25 Mei 2008

Rabu, 21 Mei 2008

Ini lagi cara penyelesaian soal yang "cukup simple" hehehehe




Rabu, 14 Mei 2008

Matematika siapa takut?
Artikel ini lumayan membantu menghilangkan rasa takut atau phobia terhadap matematika.
Siswa luar negeri ngerjain soal ujian ternyata 'rada-rada' juga ya. hehehehe

Selasa, 13 Mei 2008

Simplicity


Ga usah dikomentari, udah tau kan maksudnya?

Situs baik euy

Nah, ini dia. Situs ini oke banget buat di download materi-materinya. Bisa dibilang buku pelajaran online. Coba buka www.eduplace.com nah disana coba link-linknya bagus-bagus. Terutama link yang ke matematika. Kita kayak dapat buku pelajaran lengkap. Emang sih bukanya pake adobe reader atau sejenisnya karena format filenya pdf.
Pokoke situs ini bagus deh. Dan ga cuma matematika doank lho, ada sains nya juga. Tapi tetep diingat, bahasanya pake bahasa inggris.
Well, selamat mendownload sampe puaaaaaaaaaaaaasssssssssss.

Ngajar Matematika Euy

Sebenarnya dari dulu sih udah ngajarin matematika, tapi cuman ngajar privat atau ngajar di sanggar belajar. Nah besok nih tahun ajaran baru kayaknya aku resmi ngajar matematika di sekolahan. Hihihihi udah ga sabar, kayak gmana sih ngajar di sekolah?
Kalo ngajar privat sih, jalan terus. Bahkan sekarang lagi nyari siswa yang mau privat nih. Kalo ada yang nyari kontak aja jangan ragu. Hehehehe.
Denger-denger kalo ngajar di sekolah harus bikin lesson plan, unit plan, ngajar juga kudu canggih harus pake media, dll. Tapi ga pa pa. Kayaknya seru.
Oh iya ntar di blog ini aku juga mau posting macem-macem, pokoke seputar matematika lah. Bisa cara ngerjain soal. atau humor seputar matematika. So keep in touch, aku akan balik lagi.